Jumat, 04 September 2009

TENTANG HALITOSIS

A. Pengertian Halitosis (Bau Mulut)
Bau mulut merupakan keluhan yang umum dan populer di kenal sebagai nafas yang berbau menyengat, seperti nafas bau sementara termasuk sesudah makan sesuatu, seperti bawang putih atau bawang merah dan beberapa obat-obat, seperti Paraldehyde.
Halitosis adalah suatu keadaan yang berhubungan dengan bau yang mempunyai sumber di dalam rongga mulut atau di luar rongga mulut.

B. Sebab-sebab Halitosis
Sebab utama nafas bau ialah mulut kurang bersih, dalam hal ini penyakit gigi dan gusi mulut terjadi dan itu akan menambah busuk. Bau ini berasal dari rongga hidung atau kerongkongan yang sakit seperti randang fonsil. Penyebab Halitosis terdiri dari :
1. Sebab intra oral
a. Fisiologi
b. Kebersihan mulut
2. Sebab ekstar oral
a. Penyakit alat pernafasan
b. Penyakit pada trakea, bronkus, dan paru-paru

C. Tindakan Pencegahan Halitosis
1. Oral Physiotherapy merupakan tindakan pencegahan dan perawatan dalam menuju kebersihan dan kesehatan rongga mulut.
2. Pencegahan terhadap terjadinya penyakit dalam rongga mulut.
a. Karies
b. Penyakit Periodontol
3. Pencegahan terhadap penyakit sistemik secara umum.

D. Perawatan Halitosis
Perawatan Halitosis tergantung dari penyebabnya :
1. Perawatan terhadap lokal
2. Perawatan terhadap sistemik
3. Perawatan terhadap pemeliharaan

Selasa, 28 Juli 2009

FLUOR DAN OBAT KEDOKTERAN GIGI

“Fluor”

A. Pengertian Fluor menurut Tomasowa (1982) 
Fluor adalah Elemen yang mutlak diperlukan untuk pembentukan tulang dan gigi. 
Menurut Djuita Fluor adalah salah satu mineral esensial pembentukan gigi dan tulang, Fluor mempunyai sifat anti bakteri sehingga dapat menghambat terbentuknya enzim.

 B. Kegunaan Fluor
1. Fluor dapat mencegah karies dengan efektif karena mempunyai beberapa cara kerja yang berbeda.
2. Konsentrasi Fluor terdapat di saliva.

C. Manfaat Fluor
1. AFP, mudah di peroleh di apotek, kekurangan fluor harus menggunakan alat khusus untuk aplikasinya (%) penurunan karies 30-40%.
2. Fluor berbentuk obat tetes.
 Fluor dalam bentuk obat tetes biasanya d campur dengan vitamin untk bayi dan balita.
3. Fluor berbentuk gel.
 Diletakkan pad Mouth Guard/sendok cantik, kemudian di pakai anak2 2-3 menit.
4. Fluor dalam pasta gigi.
 Hasil dari lebih 100 uji cb beberapa bahan fluor mwujudkan bahwa dg menggosok gigi d pasta gigi berfluor akan menurunkan insidensi karies gigi (Depkes RI, 1997).
5. Fluor berbentuk larutan. Larutan Fluor (SnF2) biasanya dicampur dengan larutan pengencer atau pemanis (Tarigan,1990).

D. Macam” Fluor
1. Fluor berbentuk tablet.
Manfaat terbesar pemberian fluor berbentuk tablet (NaF) dapat dicapai jika d berikan sblm erupsi gigi yaitu usia 0-12 tahun, slain itu dapat diberikan kepada orang dewasa dan ibu hamil.
2. SnF (larutan 8-10%), aplikasi singkat cukup 15-30 detik, menimbulkan figmentasi sebelum perawatan harus di buat larutan baru rasanya kurang enak.
3. NaF (larutan/agar 1,232), larutan ini cukup stabil, mudah di peroleh dan tidak mahal.


Obat Kedokteran Gigi

A. Definisi Obat
Obat adalah suatu zat yang digunakan untuk diagnosa, penghambatan, melunakan, menstabilkan, menguatkan, dan penyembuhan atau pencegahan penyakit pada mahluk hidup.
B. Macam-macam Obat
1. Obat Esensial adalah obat yang paling dibutuhkan untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat terbanyak untuk diagnosis, profilaksis, terapi dan rehabilitatif.
2. Obat Generik adalah obat dengan nama resmi yang ditetapkan dalam Farmakope Indonesia untuk zat berkasiat yanbg dikandungnya. Contoh Parasetamol, Aspirin.
3. Obat Paten adalah obat dengan nama yang merupakan milik produsen yang bersangkutan. Contoh Panadol yang mengandung Parasetamol.
4. Obat Plasebo adalah obat buatan yang tidak mengandung apa-apa didalamnya atau obat yang tidak berkasiat.
5. Obat Tradisional adalah obat yang berasal dari bahan-bahan tumbuhan, hewan maupun mineral dari alam secara murni, yang dibuat dan diolah secara sederhana berdasarkan turun menurun, dimana efek dosis dan bentuknya sangat berfariasi dalam penggunaannya.
6. Obat Modern adalah obat buatan pabrik dengan bentuk dan dosis yang telah ditentukan sesuai indikasi yang akan dituju, baik dibuat secara semisintesis maupun sintesis.

C. Cara Pemberian Obat
1. Oral : Paling cocok untuk obat-obat yang diberikan sendiri
2. Sublingual : Absorpsinya baik melalui jaringan kapiler di bawah lidah
3. Rektal : Berguna untuk pasien yang tidak sadar atau muntah-muntah atau anak kabil.
4. Parenteral : Onset kerjanya cepat karena langsung didalam aliran darah, berguna untuk fasien tidak sadarkan diri.
5. Inhalasi : Cara umum absorpsinya cepat melalui sistem pernafasan, dapat diberikan sendiri.
6. Topikal : berguna untuk pemberian local, karena jika diberikan secara sistemik bisa menimbulkan efek Toksik.
7. Transdermal : obat yang ditempelkan pada kulit seperti Koyo, keluar menuju kulit dan jaringan kabiler dibawahnya.

D. Macam-macam Efek Obat
1. Efek Sistemik adalah obat yang beredar keseluruh tibuh melalui sirkulasi darah.
2. Efek Lokal adalah obat yang mempunyai efek hanya setempat dimana obat digunakan.
3. Efek Obat adalah umumnya obat mempunyai efek atau aksi lebih dari satu, maka itu efek dapat berupa : 
a. Efek Terapi adalah efek aksi yang merupakan satu-satunya pada letak primer
b. Efek Samping adalah efek obat yang tidak diinginkan untuk tujuan efek terapi dan tidak ikut pada kegunaan terapi 
c. Efek Teratogen adalah efek obat yang pada dosis terapetik untuk ibu hamil, tetapi mengakibatkan cacat pada bayi yang dikandungnya.
4. Efek Toksis adalah efek racun atau aksi tumbuhan dari obat yang lebih berat dibanding efek samping yang merupakan efek yang tidak diinginkan
5. Idiosinkrasi adalah efek suatu obat yang secara kualitatif berlainan sekali dengan efek terapi normalnya.
6. Fotosensitasi adalah efek kepekaan yang berlebihan terhadap cahaya yang timbul akibat penggunaan obat.